Rabu, 18 Juni 2014

Dear Mama, Ini Tentang Suamiku..

Dear Mama,

Sudah lebih 8 bulan kita tidak berjumpa. Terakhir kali kebersamaan kita adalah saat aku menikah, saat engkau melepasku untuk menjalani hidup bersama dengan seorang laki-laki, yang hanya engkau kenal dari cerita-ceritaku, dan dari pertemuan tatap muka yang frekuensinya masih bisa dihitung dengan jari.
Dia begitu asing bagimu kan Mama? Terlalu asing hingga sempat membuatmu khawatir.
Aku sungguh-sungguh mohon maaf atas perasaan cemasmu yang tak mampu kucegah..

Dear Mama,
Terimakasih karena meski aku tak lagi sendiri, engkau masih meneleponku sesering dulu, menanyakan kabarku, memastikan aku sehat dan bahagia.
Hingga beberapa waktu lalu kau bertanya, "Apakah suamimu baik?"
Saat itu aku menjawab singkat, "Baik.."
Sebuah jawaban tanpa detail yang mungkin tidak memuaskanmu.
Jadi aku menulis di sini, Mama, untuk menjelaskan banyak hal yang tak mampu kuceritakan melalui telepon karena sungguh, jawaban pertanyaanmu akan cukup panjang.

Dear Mama,
Seandainya Mama punya akun facebook dan bisa stalking kami, Mama akan melihat betapa seringnya dia menggombaliku. Ia menyebut itu romantis, tapi aku menyebutnya gombal. Apapun itu, sering bibirku tersenyum dan pipiku memerah dibuatnya. Bagaimana aku tidak tersenyum jika ia posting foto-foto seperti ini?




Dear Mama,
Ia memperlakukanku begitu istimewa.
Ia menjemputku dan mengantarku kemanapun aku ingin pergi.
Ia memasangkan helm dan membantuku mengenakan jas hujan.
Ia mencarikan makanan apapun yang aku mau.
Ia membawakan tas ranselku yang super besar bahkan tanpa aku memintanya.
Ia menggandeng tanganku saat berjalan-jalan.
Ia memijat punggungku saat terasa begitu sakit dan pegal.
Ia suka mengusap kepalaku, mengecup keningku, menciumku, dan memelukku.

Ia menerimaku apa adanya.
Menerimaku yang belum jago masak, yang berantakan, yang ceroboh, dan terkadang cengeng.
Ia nyaris tak pernah marah padaku.
Ia begitu sabar, pengertian, dan tidak memaksakan kehendak.

He's a good team player.
Aku menyapu, ia mengepel.
Aku mencuci piring, ia membersihkan lantai kamar mandi.
Ia menumpuk pakaian kotor, aku bungkus untuk dibawa ke laundry :p
Ia membiarkan kucing masuk dalam kamar, aku ngomel-ngomel *eh. Hehe..

Dear Mama,
Terimakasih telah merestui kami.
Tidak mungkin kami seperti ini tanpa doamu.

Aku bahagia bersamanya :')














Kado Pernikahan Terindah